Desember 2012, Ekspor US$ 137,5 Juta, Impor US$ 10 Juta

Tanggal Rilis	:	23 Agustus 2017
Ukuran File	:	0.69 MB

Abstraksi

EKSPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BULAN DESEMBER 2012 MENCAPAI US$ 137,5 JUTA

Nilai ekspor dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan Desember 2012 mencapai US$137,5 juta (berdasarkan harga Free On Board, FOB), turun hingga 37 persen dibanding nilai ekspor bulan November 2012 yang mencapai US$218,1 juta. Total ekspor tersebut terbagi atas ekspor timah sebesar US$105,8 juta dan non timah sebesar US$31,7 juta.
Timah merupakan ekspor terbesar yaitu berperan 68,4 persen dari total ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode Januari-Desember 2012. Tujuan utama ekspor timah adalah Singapura yang mencapai US$1.057,6 juta atau 67,8 persen dari keseluruhan ekspor timah, diikuti Malaysia US$138,8 juta (8,9 persen), Belanda US$98,8 juta (6,3 persen), Jepang US$52,7 juta (3,4 persen) China US$49,7 juta (3,2 persen).
Komoditi utama penyumbang ekspor non timah terbesar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama bulan Januari-Desember 2012 berdasarkan kode Harmonized System (HS) 2 digit adalah golongan minyak atau lemak hewani dan nabati yaitu sebesar US$131,9 juta (berperan 18,3 persen terhadap total ekspor non timah), diikuti golongan karet dan barang-barang dari karet US$71,2 juta (9,9 persen); kopi, teh dan rempah US$21,2 juta (2,9 persen); hasil perikanan dan olahan US$8 juta (1,1 persen); biji logam dan sisa-sisa logam US$1,6 juta (0,2 persen) dan garam, sulfur, tanah dan batu US$1,3 juta (0,2 persen).
Ekspor non timah selama periode Januari-Desember 2012 ke Jepang mencapai angka terbesar yaitu US$333,3 juta, memberikan kontribusi terbesar dengan ekspor lada putih, kaolin dan crude petroleum oil sebesar 46,2 persen terhadap total ekspor non timah. Diikuti Thailand dengan US$156 juta (21,6 persen) dengan crude petroleum oil, China US$66,1 juta (9,2 persen) dengan technically specified natural rubber, India US$55 juta (7,6 persen) dengan crude palm oil, Singapura US$47,8 juta (6,6 persen) dengan hasil perikanan dan olahan, Malaysia US$38,3 juta (5,3 persen) dengan hasil perikanan dan olahan serta crude palm oil, dan Belanda US$7,6 juta (1,1 persen) dengan lada putih dan crude palm oil.

IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BULAN DESEMBER 2012 MENCAPAI US$10 JUTA

Nilai Impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan Desember 2012 tercatat pada US$10 juta naik cukup tajam sebesar 120,3 persen dibanding bulan November 2012 yang mencapai sebesar US$4,5 juta.
Total nilai impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama bulan Januari-Desember 2012 mencapai US$89 juta, turun 2,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$91,6 juta. Penurunan nilai impor tersebut disebabkan oleh turunnya impor migas hingga 17,9 persen dari US$18,6 juta menjadi US$15,3 juta dengan kontribusi nilai impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 17,2 persen. Sedangkan impor non migas mengalami peningkatan sebesar 0,9 persen dari US$73 juta menjadi US$73,6 juta yang berkontribusi hingga sebesar 82,8 persen terhadap nilai impor total.
Selama bulan Januari-Desember 2012 yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total impor non migas adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung (HS 89) dengan kontribusi sebesar US$41,1 juta (55,8 persen); diikuti mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) sebesar US$11,7 juta (15,8 persen); pupuk (HS 31) sebesar US$10,2 juta (13,9 persen); mesin/peralatan listrik (HS 85) sebesar US$3,3 juta (4,5 persen); benda-benda dari besi dan baja (HS 73) sebesar US$2,7 juta (3,6 persen) dan perekat, enzim (HS 35) sebesar US$1,8 juta (0,6 persen).
Lima negara pemasok barang impor terbesar selama periode Januari-Desember 2012 adalah Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam dan Jepang. Impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode Januari-Desember 2012 dari Malaysia mencapai angka terbesar yakni US$30,5 juta atau 34,3 persen dari total impor dengan komoditi terbanyak adalah pupuk, diikuti Thailand sebesar US$22,9 juta (25,7 persen) dengan kapal laut dan banunan terapung, Singapura sebesar US$8,3 juta (9,3 persen) dengan bahan bakar mineral, Vietnam sebesar US$6,9 juta (7,8 persen) dengan komoditi yang sama dengan Singapura yaitu bahan bakar mineral serta Jepang sebesar US$6,9 juta (7,8 persen) dengan komoditi kapal laut dan bangunan terapung.

Berita Resmi Statistik Terkait