November 2012, Ekspor US$ 131,4 juta, Impor US$ 4,5 Juta
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
EKSPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BULAN NOVEMBER 2012 MENCAPAI US$ 131,4 JUTA
- Nilai ekspor dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan November 2012 mencapai US$131,4 juta (berdasarkan harga Free On Board, FOB), turun hingga 49,1 persen dibanding nilai ekspor bulan Oktober 2012 yang mencapai US$258 juta. Total ekspor tersebut terbagi atas ekspor timah sebesar US$109,6 juta dan non timah sebesar US$21,8 juta.
- Timah merupakan ekspor terbesar yaitu berperan 69,1 persen dari total ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode Januari-November 2012. Tujuan utama ekspor timah adalah Singapura yang mencapai US$981,8 juta atau 69 persen dari keseluruhan ekspor timah, diikuti Malaysia US$111,3 juta (7,8 persen), Belanda US$90,7 juta (6,4 persen), Jepang US$48,9 juta (3,4 persen) dan China US$42,9 juta (3 persen).
- Komoditi utama penyumbang ekspor non timah terbesar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama bulan Januari-November 2012 berdasarkan kode Harmonized System (HS) 2 digit adalah golongan minyak atau lemak hewani dan nabati yaitu sebesar US$108,9 juta (berperan 17,2 persen terhadap total ekspor non timah), diikuti golongan karet dan barang-barang dari karet US$64,8 juta (10,2 persen); kopi, teh dan rempah US$17 juta (2,7 persen); hasil perikanan dan olahan US$7,1 juta (1,1 persen); biji logam dan sisa-sisa logam US$1,6 juta (0,3 persen) dan garam, sulfur, tanah dan batu US$1,3 juta (0,2 persen).
- Ekspor non timah selama periode Januari-November 2012 ke Jepang mencapai angka terbesar yaitu US$300,5 juta, memberikan kontribusi terbesar dengan ekspor lada putih, kaolin dan crude petroleum oil sebesar 47,3 persen terhadap total ekspor non timah. Diikuti Thailand dengan US$136,5 juta (21,5 persen) dengan crude petroleum oil, China US$60,6 juta (9,6 persen) dengan technically specified natural rubber, Singapura US$42 juta (6,6 persen) dengan hasil perikanan dan olahan, India US$41,1 juta (6,5 persen) dengan crude palm oil dan kaolin, Malaysia US$33,1 juta (5,2 persen) dengan hasil perikanan dan olahan serta crude palm oil, dan Belanda US$7 juta (1,1 persen) dengan lada putih dan kaolin.
IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BULAN NOVEMBER 2012 MENCAPAI US$4,5 JUTA
- Nilai Impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan November 2012 tercatat pada US$4,5 juta, naik 14,5 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya sebesar US$4 juta.
- Total nilai impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama bulan Januari-November 2012 mencapai US$79 juta, naik 34,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$58,8 juta. Peningkatan nilai impor tersebut disebabkan oleh naiknya impor non migas hingga 57,7 persen dari US$41,7 juta menjadi US$65,7 juta dengan kontribusi nilai impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 83,2 persen. Sedangkan impor migas mengalami penurunan sebesar 22,5 persen dari US$17,1 juta menjadi US$13,3 juta yang berkontribusi sebesar 16,8 persen terhadap nilai impor total.
- Selama bulan Januari-November 2012 yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total impor non migas adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung (HS 89) dengan kontribusi sebesar US$34,7 juta (52,8 persen); diikuti pupuk (HS 31) sebesar US$10,2 juta (15,6 persen); mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) sebesar US$10,2 juta (15,5 persen); mesin/peralatan listrik (HS 85) sebesar US$3,3 juta (5,0 persen); benda-benda dari besi dan baja (HS 73) sebesar US$2,7 juta (4,1 persen) dan perekat dan enzim (HS 35) sebesar US$1,8 juta (2,8 persen).
- Lima negara pemasok barang impor terbesar selama periode Januari-November 2012 adalah Malaysia, Thailand, Singapura, Jepang dan Vietnam. Impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode Januari-November 2012 dari Malaysia mencapai angka terbesar yakni US$24 juta atau 30,4 persen dari total impor dengan komoditi terbanyak adalah pupuk, diikuti Thailand sebesar US$22,9 juta (29,0 persen) dengan kapal laut dan bangunan terapung, Singapura sebesar US$6,8 juta (8,6 persen) dengan komoditi mesin-mesin/pesawat mekanik dan bahan bakar mineral , Jepang sebesar US$6,6 juta (8,3 persen) dengan kapal laut dan bangunan terapung, dan Vietnam sebesar US$6,4 juta (8,1 persen) dengan komoditi bahan bakar mineral.