Pada April 2020 terjadi deflasi sebesar 0,92 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 102,31. Dari 90 kota IHK, 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bau-Bau sebesar 0,88 persen dengan IHK sebesar 103,16 dan terendah terjadi di Balikpapan, Depok dan Cirebon sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar 0,92 persen dengan IHK sebesar 102,31 dan terendah terjadi di Bogor dan Semarang sebesar 0,02 persen.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,52 persen; kelompok transportasi sebesar 2,78 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,56 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,24 persen. Sementara kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga; kelompok kesehatan; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya; dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks/stabil.Tingkat inflasi tahun kalender April 2020 sebesar -0,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2020 terhadap April 2019) sebesar 0,45 persen.Komponen energi pada April 2020 stabil atau tidak mengalami perubahan indeks. Tingkat inflasi komponen energi tahun kalender April 2020 sebesar -0,27 persen dan tingkat inflasi komponen energi tahun ke tahun (April 2020 terhadap April 2019) sebesar -0,24 persen. Komponen bahan makanan pada April 2020 mengalami deflasi sebesar 2,26 persen. Tingkat inflasi komponen bahan makanan tahun kalender April 2020 sebesar -1,18 persen dan tingkat inflasi komponen bahan makanan tahun ke tahun (April 2020 terhadap April 2019) sebesar 0,98 persen.